Sunday, 7 June 2015

Imam Syafi'i Sang Bintang Musytari

Tags

Imam Syafi'i Sang Bintang Musytari


Nama lengkap imam syafi’I adalah Muhammad bin idris bin al-abbas bin utsman bin syafi’i bin sa’ib bin abdi yazid bin hasyim bin al-muthallib bin abdi manaf bin qushoy bin kilab bin murrah bin ka’ab bin luai bin ghalib bin fihr bin malik bin nadhar bin kinanah bin khuzaimah bin mudrikah bin ilyas bin mudhar bin nazar bin mu’ad bin adnan. Nasab imam syafi’I bersambung dengan Rosululloh SAW di kakek beliau yang bernama abdi manaf. sEdangkan sa’ib kakek nya imam syafi’I termasuk salah satu sahabat nabi Muhammad SAW. Di masa tragedi perang badar kakek imam syafi’I, sa’ib masih kafir dan menjadi tahanan setelah mengalami kekalahan, kemudia setelah dia masuk islam dan mengakui kebenaran setiap apa apa yang datang dari nabi Muhammad SAW.

Ibunda imam asy syafi’Ie , Fatimah telah memiliki firasat semenjak mengandung beliau, bahwa anak yang  ada dalam kandungan yang ada di dalamnya kelak akan menjadi orang besar dan ternama. Sebab Sebelum kelahiran imam syafi’I, fatimah ( ibunda beliau ) bermimpi melihat bintang musytari keluar dari rahimnya lalu beredar ke mesir dan singgah di beberapa kota di daerah sana.

Imam Syafi'i Sang Bintang Musytari
Dari mimpi mimpi itu ibunda beliau sudah memprediksikan bahwa beliau akan menjadi seorang yang terkenal dan akan di segani oleh banyak orang,predikisi prediksi itu mulai tampak benar ketika imam syafi’I masih kecih, beliau  memiliki kecerdasan yang melebihi teman temannya, banyak para ulama yang memuji kelebihan imam syafi’I dalam memahami dan mengahafal pelajaran. beliau bisa menghafal kitab muwattha’ dalam kurun waktu tujuh malam dan beliau sudah di beri izin sang sang guru berfatwa semenjak beliau berumur lima belas tahun. Hal ini merupaka sebuah kelebihan yang jarang di miliki oleh seseorang.

Hari hari imam syafi’I di penuhi dengan berbagai kegiatan keilmuan, seperti menghadiri majelis dan memberikan pengajaran fikih . imam syafi’I lebih sering duduk dari pada berjalan. Akibatnya, pada usia setengah baya ,imam syafi’I sudah menderita wasir yang sangat parah dan sulit di sembuhkan. Konon, apabila beliau menunggangi kuda, maka sarung dan pelana kudanya akn di penuhi darah, bahkan sampai mengalir ke sepatunya. Ketika imam syafi’I tidur , keluarganya imam syafi’I harus meletakkan wadah di bawah ranjang untuk menampung darahnya. Semakin hari penyakit itu semakin parah, bahkan tambah parah. Sehingga pada malam jum’at terkahir bulan rajab tahun 204 H imam syafi’I memenuuhi panggilan sang ilahi. Beliau kemudian di makamkan di tanah milik bani zahrah , anak cucu Abdullah bin abdurrahaman bin auf az zuhri.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon