Bagaimana Cara Menjadi Kepala Keluarga Yang Ideal ?
Apakah ada
keterangan, mengenai ayah / suami alias kepala keluarga dalam islam?
Ya tentu ada, wanita bertanggung jawab terhadap harta suaminya. Laki-laki
bertanggungjawab terhadap Mauliyahnya atau orang-orang yang menjadi
tanggungannya. Dalam suatu lingkungan harus ada yang menjadi kepala keluarga.
Dia bertanggungjawab mengurusi keselamatan dan melindungi kepentingan dunia
serta akhiratnya. Inilah yang dinamakan “kalian semua adalah pemimpin.......
kalian akan ditanyakan mengenai
rakyat kalian”(HR. Bukhari
Muslim), yakni, semua orang bertanggungjawab atas rakyatnya, dalam hal ini
seorang laki-laki bertanggungjawab terhadap keluarganya.
Rumah adalah miniatur dari sebuah negara.
Bagaimanapun, membangun masyarakat itu harus dimulai dari lingkungan yang kecil
yaitu rumah tangga. Jadi, Kebaikan suatu masyarakat harus dimulai dari kelompok
kecil, kelompok kecil dimulai dari individu, sedangkan kebaikan individu
menuntut kebaikan yang lebih besar. “Setiap dari kalian adalah pemimpin, seorang amir adalah pemimpin, seorang
lelaki adalah pemimpin keluarganya, seorang istri adalah pemimpin atas rumah
suami dan anaknya dan kalian semua akan di tanyakan mengenai rakyat kalian”(HR. Bukhari dan Muslim)
Apakah ayah berkewajiban dalam dunia pendidikan?
Dalam Sullam Taufiq
dijelaskan, “wajib bagi wali mengajarkan apa yang menjadi kewajiban anak”. Kata
wali di sini termasuk ibu, kakek, nenek baik dari ayah atau dari ibu. Jadi,
dalam masalah pendidikan bukan hanya kewajiban ayah. Salah jika kemudian ibu
mengatakan “ini semua tanggungjawabmu pak!”, bahkan dijelaskan dalam syarah sullam taufiq bahwa semua orang
berkewajiban mendidik anaknya orang lain. Luar biasa pendidikan ini.
Seperti apa pendidikan yang wajib diajarkan ayah, Apa hanya sebatas
kewajiban primer baca: fardlu ain?
Wajib hukumnya mengajarkan perkara wajib. sunnah
hukumnya mengajarkan perkara sunnah. Seperti apa yang telah dijelaskan dalam syarah sullam taufiq.
Banyak para ayah yang sibuk dengan pekerjaanya, apakah pendidikan anak
cukup dengan disekolahkan saja?
Ketika seeorang tidak mampu melaksanakan kewajibannya, dia bisa
mewakilkannya pada orang lain yang mampu. Itu wajib dan harus dilakukan. Jadi,
jika orang tua tidak mampu melakukan tanggungjawabnya karena keterbatasan, dia
bisa menerapkan pilihan kedua dengan mewakilkannya, jika
tidak, itu namanya orangtua yang tidak bertanggungjawab.
Idealnya, ayah yang baik iu seperti apa?
Saya punya tulisan ”Anak kita hari ini, lebih membutuhkan teladan baik dari
bapak dan nasehat-nasehat segar”. Terus terang saja, mereka berada di tengah-tengah serangan budaya yang
setiap hari mereka temui. Bermain dengan teman, dia sudah mendapat budaya baru.
Bermain keluar agak jauh, dia sudah mendapat budaya yang lebih baru lagi. Kalau
tidak diimbangi dengan teladan ayah dan nasehat-nasehat segarnya, maka apa yang
diterima anak tidak imbang. Sekarang itu yang dilihat anak itu banyak sekali
ada tontonan, ada tuntunan, sekarang yang agak hilang itu tuntunan, makanya
idealnya seorang ayah itu menampilkan kebaikan kelakuannya untuk tuntunan dan
nasehat segar untuk yang didengar oleh
anak itu. Ada sebuah cerita, di sebuah perumahan elit ada seorang anak, bapak
dan ibunya kerja mulai pagi sampai jam tiga sore, dia pulang sekolah SMA jam
setengah dua. Setiap pulang membawa teman laki-laki dengan alasan belajar
bersama sehingga tidak ada yang curiga, terjadilah hamil diluar nikah. ini
fenomena di masyarakat, makanya solusi terbaik dipondokkan saja. Kalau tidak,
bapak harus memberi teladan yang baik dan nasehat yang segar.
Seperti apa teladan dan naseha dari ayah?
Misalnya ketika bapak dan ibu berkumpul di
rumah, tidak hanya memberi contoh nonton televisi bersama-sama tapi juga diberi
conton kesejukan, diajak baca alqur-an walaupun yasin setelah maghrib bersama-sama.
Setelah itu anak disuruh belajar, dengan begini akan lebih indah. Sentuhan
seperti itu yang jarang sekali sekarang, beda sekali dengan dahulu. Dulu
anak-anak diajak ngaji bersama, sekarang anak disuruh kemasjid bapaknya tidak
kemasjid anaknya tanya “Bapak kok tidak ke masjid?” “Bapak yang tunggu rumah”
jawabnya ini kan aneh. Mata dan telinga adalah sebuah sumber informasi yang
masuk ke hati. Apa yang masuk kehati selain nyanyian-nyanyian dan lain-lain
jika tidak ada teladan dan nasehat dari ayah.
Bagaimana menjadi calon ayah yang baik?
Kesiapan ilmu, kesiapan mental. Seorang pemimpin harus punya kekuatan
fisik, kekuatan iman dan kemampuan nalar. Kekuatan fisik itu harus sehat. Lebih
tepatnnya kekuatan fisik, kekuatan rohani dan kekuatan nalar. Ketika nalar
tidak memadai akan mengakibatkan perceraian. Ketiga, memilih pasangan, laki-laki
itu menanam dan perempuan itu ladangnya. Anak sekarang terkadang hanya
memandang dhahirnya saja.
oleh;ust muzammil mustofa
EmoticonEmoticon