Ternyata Tauhid Rububiyah Dan Uluhiyyah Itu Sesat !
Kaum Wahabi mengkalim
bahwa pemikiran mereka merupakan kelanjutan dari kelompok salafi versi Ibnu Taimiyah
yang diyakini berasal dari Imam Ahmad
Bin Hambal, seorang Ahli Hadis dan Mujtahid Mutlak. Pemikiran itu dianggap
mempresentasikan pemikiran para sahabat dan tabiin. Menurut mereka para Sahabat
dan Tabiin tidak pernah membahas hal-hal yang deatail mengenai akidah, Namun
seajarah menceritakan bahwa para Sahabat sendiri sering melakuakan perdebatan
dan bantahan kepada orang yang salah keyakinan, seperti yang dilakukan oleh Ali
bin Abi Thalib ketika berdebat dengan kelompok yang menjadi cikal bakal Qadariyah
tentang Qadar, Abdullah bin Abbas pernah berdebat dengan KHawarij dll.
Dalam masalah akidah, aliran salafi hanya mengambil dan
percaya pada nash al-Quran dan Sunnah, Karena nash merupakan wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., sedangkan akal rasional tidak dapat
dipercaya validilitasnya. Penguunaan pemikiran rasional sama sekali tidak
dianjurkan dan diperaktekkan oleh Nabi maupun para Sahabat dan Tabiin. Pola pikir
ini membuat Wahabi tekstual dalam memahami nash al-Quran dan Hadis, baik dalam
konteks akidah maupun fikih.
Muhammad bin Abdul Wahab, pendiri aliran wahabi membuat
suatau rumusan yang diambil dari pemikiran Ibnu Taimiyah. Ia membagi tauhid
menjadi tiga. Pertama, Tauhid Rububiyah yang berkenaan dengan pengesaan Allah
sebagai Maha Pencipta segala sesuatu dan terlepas dari segala macam pengaruh
dan sebab. Kedua, tauhid asma’ was shifat yang berhubungan dengan pengesaan
nama dan sifat-sifat Allah yang berbeda dengan makhluknya. Ketiga, Tauhid
uluhiyahyang berkaitan dengan pengesaan Allah sebagai Tuhan yang disembah.
Menurut Wahabi mayoritas umat Islam hanya mengikuti dua
tauhid pertama, sedangkan tauhid uluhiyah banyak diselewengkan. Padahal tauhid
inilah yang penting dijaga dan diperaktekkan. Tauhid uluhiyah yang intinya
pengesaan dalam beribadah kepada Allah akan terwujud apabila setidaknya
memenuhi dua hal; pertama, hanya menyembah Allah semata serta tidak mengakui
sifat ketuhanan bagi selain Allah. Kedua, dalam menyembah dan beribadah kepada
Allah harus sesuai dengan cara yang telah disyariatkan oleh Allah melalui
Nabi-Nya.
Salah satu kelanjutan dari dua prinsip tersebut adalah tidak boleh menjadikan manusia,baik
hidup atau sudah meninggal sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada
Allah . Padahal Muhammad bin Abdul Wahab , pendiri aliran Wahabi sendiri sejatinya
masih memperbolehkan tawashul dengan orang-orang baik. Dia enggan dengan
orang-orang yang mengkafirkan tawasul .
Dari pemikiran
kaku itulah muncul bebarapa konsep yang mereka paksakan untuk dianut oleh
seluruh lapisan umat Islam di manapun. Tidak hanya dalam ranah akidah
,tapi juga mencakup pada furuiyah fiqhiyah . sehinggap khilaf ulama yang
tidak sependapat sama sekali tidak diperdulikan.
EmoticonEmoticon