Mengeluarkan Zakat Fitrah Atas Nama Orang Lain, Bolehkah?- Ada sebuah tradisi yang cukup mengakar di tengah masyarakat kita, yaitu ketika ada seseorang mengadu nasib ke sebuah daerah, baik dalam negeri atau luar negeri lalu tiba waktu mengeluarkan zakat fitrah lantas ia tidak pulang, melainkan keluarganya yang mengatur zakat fitrah yang harus ia keluarkan atas nama orang tersebut.
Pertanyaan
Bagaimana hukum mengeluarkan zakat fitrah atas nama orang lain? Jika boleh, bagaimana prosedur yang harus dilakukan oleh keluarga yang mengatur zakat fitrah tersebut?
Jawaban
Hukumnya boleh, dengan cacatan mendapat izin dari orangnya. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahan pokok yang harus ia keluarkan, apakah mengikuti bahan pokok yang berlaku di daerah orang yang mengeluarkan (keluarga dalam contoh di atas) atau justru mengikuti bahan pokok yang berlaku di tempat orang itu berada (orang yang di keluarkan zakatnya atas nama orang tersebut).
Menurut para ulama fikih, jika orang yang merantau dan keluarganya masih berada di dalam satu negara yang memiliki bahan pokok yang sama maka permasalahannya sudah jelas. Tapi ketika antara keduanya berada di daerah yang memiliki bahan pokok yang berbeda, semisal orang Indonesia merantau ke timur tengah yang makanan pokoknya jelas tidak sama dengan di Indonesia. Maka mana bahan pokok apa yang harus dikeluarkan? Bahan pokok Indonesia kah? Atau bahan pokok tempat ia merantau?
Dalam kitab Hasyiah Al-baijuri di jelaskan bahwa bahan pokok yang harus dikeluarkan harus mengikuti bahan pokok yang berlaku di tempat orang yang mengeluarkan zakat fitarh. Namun, ini berlaku bagi mereka yang mebgekuarkan zakat fitrah atas nama dirinya sendiri. Berbeda halnya ketika ia mengeluarkan atas nama orang lain, maka bahan pokok yang harus ia keluarkan harus mengikuti bahan pokok yang berlaku di tempat orang lain itu berada. Wallahu a’lam
Referensi:
I'anatut Tholibin Juz 2 halaman 170
Hasyiah Al-baijuri Juz 1 Halaman 291
EmoticonEmoticon