Saturday, 26 January 2019

Analisa: Matrealisme Abad ke-19

Matrealisme Abad Ke 19-Selama berabad-abad manusia mencari-cari asal mula terciptanya alam semesta ini. Beberapa saintis, filosofis hingga teologis berusaha mengungkap rahasia besar ini. Maka dapat dikatakan bahwa ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta, yaitu: konsepsi ilmiah, konsepsi filosofis, dan konsepsi religius[1]. Pada abad ke-19 muncul teori Matrealisme yang mencoba mengungkap hal ini dengan mengemukakan dua gagasan pokok yaitu[2]:

1. Alam semesta telah ada sejak waktu yang tak terbatas, dan karena tidak mempunyai awal atau akhir, alam semesta tidak diciptakan.
2. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah hasil peristiwa kebe-tulan dan bukan produk rancangan, rencana, atau visi yang disengaja.

Analisa: Matrealisme Abad ke-19

Teori ini lahir dari pemikiran para filosof Yunani kuno, para penganutnya dikenal sebagai kaum matrealis. Istilah matrealisme diambil dari gagasan utama mereka yang memandang materi sebagai asal ataupun dasar dari segala hal. Teori ini mempercayai bahwa alam semesta ini ada karena suatu hal yang mereka sebut “kebetulan”, tanpa adanya penciptaan, permulaan maupun akhir.

Teori cetusan kaum matrealis ini dengan jelas mengabaikan keberadaan tuhan sebagai pencitpta dengan mengutarakan konsepsi bahwa alam semesta terjadi tanpa adanya penciptaan.  Begitu juga dengan segala keselarasan, keseimbangan dan keteraturan yang hanya mereka klaim sebuah peristiwa kebetulan yang tak bertujuan.

Diantar para ilmuwan yang memperjuangkan teori ini adalah Immanuel Kant yang sangat mengagunggkan teori ini dengan karya matrealis dialektik seperti Karl Marx dan Friedrich Engels.

Oleh: Ienash Huwaida Aziz

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon