Ayat-Ayat Kauniyah atau Kosmologi (Penciptaan Alam) dalam al-Quran- Sampai
detik ini, teori-teori kosmologi yang di bawa para ilmuan Barat modern ke
panggung dunia masih sangat kering dari pemaknaan hakiki tentang mengapa alam
semesta ini diciptakan. Pengeringan makna ini dimotori oleh latar belakang
pengamat dan objek yang tengah diamati serta rangkaian metode yang gunakan
dianggap mengalami dikotomi. Akibatnya, makna hakiki yang menjadi puncak
pencarian harus tereduksi hanya gara-gara ambisi yang menggebu-gebu untuk
mengklaim temuannya sebagai hak milik individu yang tidak boleh diotak-atik.[1]
Sejatinya,
penciptaan alam semesta ini telah dinformasikan sejak 1400 tahun yang silam
oleh Nabi Muhammad S.A.W yang merupakan juru bicara Sang Pencipta. Namun,
informasi ini kurang mendapat respon dan sering diabaikan oleh umat Islam.
Terbukti, tidak ada satu pun ilmuan Muslim yang nendeklarasikan temuan terkait
awal pencipataan alam semesta dengan menjadikan Alquran sebagai sumber primer.
Yang ada hanya ilmuan Barat modern yang dengan gagah menjelaskan terori Big
Bang di hadapan dunia. Padahal jauh sebelum itu, Alquran telah menceritakannya
lewat lisan baginda Nabi.
Baca Juga: Analisa Matrealisme Abad ke- 19
Baca Juga: Analisa Matrealisme Abad ke- 19
Banyak
sekali ayat-ayat kosmologi bertebaran dalam Alquran. Tercatat ada 750 ayat yang
menyinggung persoalan kosmos.[2] Angka
ini melebihi angka ayat-ayat hukum dalam Alquran yang hanya berjumlah 500 ayat.[3] Ini
membuktikan bahwa perenungan terhadah alam semesta memiliki porsi lebih besar
daripada pemakanaan ayat-ayat hukum. Sebab, misi utama dalam dakwah para Nabi
adalah mengenalkan Sang Pencipta dan mengesakannya lewat kebesaran alam jagat
raya ini. Hal ini dapat dilihat pada fase awal Nabi berdakwah, seruan
"Allahu ahad" selalu
digaungkan. Maka tak heran, dalam ilmu ulum al-Quran teori konten analisis
menjadi bagian penentu ayat-ayat Makkiyah yang notabene turun pada mereka yang
belum mengenal Tuhan.
Adapun ayat-ayat Kauniyah atau kosmologi yang diinformasikan Alquran sebagai berikut:
1.
Bumi dan
langit menempel
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman.[4]
2.
Penciptaan
langit dan bumi
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ ۚ بَنَاهَا○ رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا○ وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا○ وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا○ أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا○ وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا○ مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ○
Apakah kalian yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah
telah membangunnya. Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan
Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan
teguh, (semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternakmu.[5]
3.
Masa
penciptaan langit dan bumi
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.[6]
4.
2 hari
penciptaan bumi
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (10) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (12
Katakanlah, "Pantaskah kamu ingkar kepada Tuhan yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya?
Itulah Tuhan seluruh alam. Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh
diatasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan ( bagi
penghuni)nya dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang
memerlukannya. Kemudian Dia menuju ke langit dan ( langit) itu masih berupa
asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu berdua
menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa." Keduanya menjawab, "
Kami datang dengan patuh." Lalu di ciptakan-Nya tujuh langit dalam dua
masa dan pada setiap langit Dia mewahyukan urusan masing- masing . Kemudian
langit yang dekat ( dengan bumi) , Kami hiasi dengan bintang-bintang, dan (Kami
ciptakan itu) untuk memelihara. Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Mahaperkasa,
Maha Mengetahui.[7]
5.
Langit
berlapis tujuh
ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا ۖ مَّا تَرَىٰ فِى خَلْقِ ٱلرَّحْمَٰنِ مِن تَفَٰوُتٍ ۖ فَٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?[8]
6.
Planet
berputar pada orbitnya
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Dan Dialah yang telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di
dalam garis edarnya.[9]
7.
Penciptaan
bintang-bintang
وَلَقَدْ زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِمَصَٰبِيحَ وَجَعَلْنَٰهَا رُجُومًا لِّلشَّيَٰطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ ٱلسَّعِيرِ
Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan
bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka
siksa neraka yang menyala-nyala.[10]
Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam
atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun
Ayat-ayat
di atas bukanlah jumlah keseluruhan dari ayat kosmologi yang diceritakan dalam
Alquran. Ia hanya bagian kecil yang dianggap paling penting untuk diangkat
dalam tema tulisan ini. Sebab, jumlahnya yang terbilang banyak tidak bisa jika
harus dituangkan secara keseluruhan dalam tulisan singkat ini.
[1] Admonadi,
Kun Fayakun Man Arafa Nafsahu Arafa Rabbahu (t.k.: Atmoon Self
Publishing), 74.
[2] Agus
Purwanto, Ayat-Ayat Semesta (Bandung: Mizan Pustaka, 2015), 22.
[3] Muhammad
al-Maliki, Syariatullah al-Khalidah (Pasuruan: Sidogiri Penerbit),13.
[4] Alquran,
21:30.
[5] Ibid,
79:27-33.
[6] Ibid,
7:54.
[7] Ibid,
41:9-12.
[9] Ibid,
21:33.
[10] Ibid,
67:5.
EmoticonEmoticon