Teori Dentuman Besar-Teori
tentang alam semesta yang mula-mula diyakini sebagai sesuatu yang konstan,
statis, abadi, tidak memiliki awal dan akhir telah tenggelam dengan penemuan
masuk akal yang telah terbukti secara ilmiah di abad ke-20 ini.
Pada tahun 1920-an, seorang astronom sekaligus
fisikawan asal Belgia, Abbe[1]
Lemaître[2]
mengemukaan teori tentang asal mula alam semesta yang telah menghancurkan teori
matrealis abad ke-19.
Teori
ini mengemukakan bahwa alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom
yang berukuran sangat kecil dengan volume nol. Gumpalan ini memiliki massa
jenis yang luar biasa tinggi dengan suhu sekitar 1 trilyun derajat celcius. Superatom
yang berukuran sangat kecil ini terus mengalami penambahan ukuran, hingga pada
waktu 0 detik terjadi sebuah ledakan besar yang menjadi asal mula terbentuknya
alam semesta ini.
Ledakan
besar atau dentuman besar ini lebih
dikenal dengan sebutan “Big Bang”[3].
Teori tidak berdiri sendiri melainkan berlandaskan teori lain seperti teori
relativitas Einstein[4].
Selain itu, teori ini juga diperkuat oleh temuan-temuan ilmuwan lain seperti
temuan Alexander Friedman pada 1922 dan temuan Edwin Hubble pada 1929 bahwa alam
semesta mengembang.
Baca Juga: Analisa: Matrealisme Abad ke-19
Pada
tahun-tahun berikutnya muncul ilmuwan bernama George Gamov yang menyatakan
bahwa jika alam semesta ini tercipta dari sebuah dentuman besar, maka pasti ada
sejumlah sisa radiasi dari dentuman tersebut. Dalam selang waktu yang tidak lama,
Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan bentuk radiasi[5]
yang tidak diketahui sumbernya dan menyebar secara merata di seluruh jagat raya.
hal ini mereka temukan pada tahun 1965. Temuan Arno Penzias dan Robert Wilson
ini diperkuat dengan pembuktian Nasa dan George Smoot pada 1989[6].
Pembuktian-pembuktian
atas kebenaran teori Big Bang telah membuat banyak orang meninggalkan keyakinan
lama mereka akan teori statis dan kebetulan yang lahir pada abad ke-19
tersebut. Tidak hanya itu, beberapa ilmuwan, astronom serta antropolog
pendukung Teori Matrealis pun tampak bimbang dan ragu untuk mempertahankan
teori lama yang akan usang tersebut. Dennis Sciama pendukung Hoyle[7]
dan Teori Statis pun harus mengakui bahwa teori dan konsepsinya itu telah kalah
dihadapan penemuan abad 20 yang telah terbukti secara ilmiah tersebut.
Teori
Big Bang telah membuktikan bahwa alam ini memiliki permulaan. Dengan adanya
permulaan, pasti ada ketiadaan sebelum semua itu bermula. Pernyataan-pernyataan
inilah yang akhirnya akan membuktikan adanya penciptaan yang hanya mampu dilakukan
oleh kekuatan lain yang bukan berasal dari alam ataupun yang sebangsa dengan
hal yang ada di dalam alam. Kekuatan itu tidak lain adalah kekuatan yang
berasal dari kekuatan yang hanya dimiliki oleh sang pencipta Allah SWT yang
memiliki batasan dimensi, ruang maupun waktu.
Oleh: Ienash Huwaida Aziz
[1] Abbe berarti Imam atau pendeta
[2] Monsignor Georges Henri Joseph Édouard Lemaître.
Lahir 17 Juli 1894 dan meninggal 20 Juni 1966. Lemaître adalah seorang imam,
astronom dan profesor fisika di Universitas Katolik Leuven. Ia adalah orang
pertama yang mengusulkan teori perluasan jagat raya yang seringkali
disalahhubungkan dengan Edwin Hubble. Selain itu, ia juga merupakan orang
pertama yang menemukan hukum Hubble dan membuat perkiraan konstanta Hubble pertama
pada tahun 1927, dua tahun sebelum artikel Hubble diterbitkan. Lemaître juga
mengusulkan teori ledakan dahsyat sebagai penjelasan mengenai asal usul alam
semesta, yang ia sebut hipotesis atom primeval.
[3]
Istilah “Big Bang” dicetuskan oleh Sir Fred Hoyle untuk merujuk pada teori
Lemaître dalam suatu siaran radio BBC pada bulan Maret 1949.
[4]
Pada tahun 1915 Albert Einstein telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak
mungkin statis dengan perhitungan-perhitungan berdasarkan teori relativitas
yang baru ditemukannya (yang mengantisipasi kesimpulan Friedman dan Lemaitre).
[5]
Radiasi tersebut adalah radiasi latar gelombang mikro kosmik (Cosmic Microwave
Background Radiation/CMBR).
Nida Ulkhusna,
Konsep Penciptaan Alam Semesta (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking
dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama RI). 2013. 22.
[6]
Harun Yahya, Pustaka Sains Populer Islami, Penciptaan Alam Semesta,1.
[7] Sir
Fred Hoyle adalah astronom berkebangsaan inggris yang mengemukakan teori
keadaan stabil atau Steady State pada pertengahan abad ke-20 yang
menentang terori Big Bang.
1 komentar so far
waw... ilmiyah banget..
EmoticonEmoticon