Saturday, 5 October 2019

Curhatan K-Pop Lovers: Saat Wabah Negeri Gingseng Merambat dan Terelakkan

Tags

Aku adalah seorang muslimah yang polos dan taat, DULU. Sebelum seorang teman mengenalkanku pada dunia lain yang ku anggap sangat indah. Sekarang aku telah bertransformasi menjadi seorang hipster pecinta Korea atau yang populer disebut K-POP Lovers. Pesona Negeri Gingseng itu sangat menyilaukan mataku, Hingga suatu hari aku menyadari suatu perubahan terjadi pada diriku.
Kini,
Hijrah dari Kpop

Tak ada lagi Qur’an untuk dibaca melainkan novel korea yang selalu dibawa kemana-mana.

Tak ada lagi surat/ayat untuk dihafal melainkan lagu korea yang tanpa sadari sudah ku hafal. 

Tak ada lagi dzikir untuk senantiasa diucapkan melainkan lagu korea yang selalu asyik untuk didendangkan.
Tak ada lagi ilmu untuk dibahas melainkan Dra-kor yang tak ada habisnya untuk diperbincangkan.

Tak ada lagi tasbih yang terucap saat melihat kebaikan melainkan kalimat “Daebak” yang telah spontan ku ucapkan.
Tak ada lagi Masya Allah saat meliihat keburukan melainkan kalimat “Aigoo” yang selau terlebih dahulu kuucapkan.
Aku Tak lagi sabar duduk berlama-lama diatas sajadah, tapi pergantian siang dan malam terlalu cepat untukku menghabiskan semua episode drama koreaku.

Salat terasa sangat enggan untuk dilakukan, melelahkan, tapi untuk dance korea dari gaya Beng-beng, Fire Hingga gaya tebaru G-Friend aku sangat bersemangat untuk melakukannya dan sama sekali tidak melelahkan.
Mata ini terlalu mengantuk untuk belajar tapi mata ini sangat tak rela untuk berkedip dan meninggalkan satu kata pun dalam plot film Korea.

Tahun ini aku sama sekali belum khatam Al-Qur’an, Tapi kurang lebih 8/9 Novel Korea sudah habis aku khatamkan.
Aku tak menganal siapa Khalid Bin Walid , Amru Bin ‘Ash ataupun Hafsah Binti Umar Tapi untuk Ji Chang Wook, Lee Min Hoo dan Yoona, jangankan siapa mereka, aktivitas mereka sekarang hingga tanggal lahir mreka pun aku tahu.

Aku juga tak tau tentang kisah-kisah 
peradaban islam, penulisan pertama Al-Qur’an, penaklukan mesir, ataupun kejayaan Harun Arrasyid aku tak tau, Tapi untuk Dra-kor, Tanyakan padaku apa yang ingin kau ketahui tentangnya.
Iman terasa semakin berkurang sedangkan kecintaan pada dunia semakiin bertambah, akankah terus begini ???

Lagu-lagu korea itu selalu aku dendangkan, hal-hal yang bersangkutan dengan semua itu juga selalu mengitari pikiranku, Hati ini sudah terlalu mencintainya. 

Suatu hari aku sedang mendengarkan lagu korea, lisan ini turut menyanyikannya, seketika aku berfikir, jika saat itu nafasku berhenti berhembus , akankah kalimat yang terakhir kuucap dan kudengar adalah “sarangheo” dan bukan “Laa Ilaaha Illa Allah” ???

Lalu kesaksian apakah yang akan diberikan raga ini? Akankah ia mengaku bahwa pemiliknya tak menggunakannya sebagaimana mestinya?  Apakah lisan akan bersaksi bahwa ia sangat hobi bernyanyi lagu korea? apakah telinga akan bersaksi bahwa ia selalu mendengar lagu korea? dan apakah mata akan bersaksi bahwa ia selau menonton film korea pagi dan malam? dan apakah hati akan bersaksi bahwa ia tak lagi mencintai tuhan dan rasulnya dengan sempurna? Apakah semua ini telah menyimpang dari alasan dan tujuan utama sebuah penciptaan? Bukankah aku diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah? Bagaimana jika aku mati dan menyesalinya sebelum aku bertobat? 

Kawan... untuk berubah memanglah sukar dan tidak mudah, terlebih lagi jika kita sudah terlalu jauh melangkah. Namun akankah kita membiarkan semuanya dan enggan untuk berubah? apakah kiita lupa atau pura-pura lupa akan tujuan utama adanya kita disini? Allah telah berfirman dalam Qur’an bahwasanya “Tidaklah jin dan manusia diciptakan melainkan hanya untuk ibadah”. itulah tujuan utama keberadaan kita disini. Kematian adalah hal yang pasti dan tak akan ada yang bisa menghindarinya. Bagaimana jika ia datang sedangkan kita belum sampai pada tujuan hidup ini? Kematian bukanlah hal yang bisa ditunda atau sebaliknya, karna itu sudah menjadi kewajiban kita untuk senantiasa berbuat baik agar manakala kematian datang menghampiri kita, kita telah siap dan mengakhiri hidup ini dengan senyuman kebahagian bukan tangis penyesalan. 



-Hwd, 28 Feb 18-

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon