Filsafat Islam Bukan Copy Paste Filsafat Yunani, begini logikanya ! - asumsi yang menyatakan bahwa eksistensi filsafat Islam dalam penggung akademik merupakan copy-paste dari filsafat Yunani adalah asumsi yang tidak benar dan tidak memiliki dasar yang kokoh. Apa lagi mengatakan bahwa filsafat Islam bermula dari penerjemahan teks-teks Yunani yang dilakukan oleh Khalifah al-Makmun kala itu.
Untuk meniawab tudingan ini, ada beberapa poin penting yang harus dipahami sehingga tidak "Gagal paham" melukiskan filsafat Islam itu sendiri.
Pertama, berguru tidak berarti mengekor semata. Artinya, meskipun filsuf Muslim semisal al-Farabi berguru kepada Aristoteles tidak berarti al-Farabi meng Copy-paste pemikiran Aristoteles lalu diusung ke hadapan publik. Akan tetapi, al-Farabi juga memberikan gagasan baru yang tidak pernah terfikirkan oleh Aristoteles. Maka tidak heran jika al-Farabi diberi gelar Muallim al-Tsani (Guru kedua) karena ia memiliki kontribusi yang sangat besar dalam ilmu Filsafat.
Lebih simple lagi, ialah kasus relasi antara Imam Syafi'i dan Imam Malik. Meskipun Imam Syafi'i adalah murid daripada Imam Malik tidak berarti pemikiran al-Syafi'i menjiplak total pemikiran Imam Malik. Tapi justru sebaliknya, pemikiran al-Syafi'i banyak tidak sejalan dengan pemikiran Imam malik. Bahkan Imam As-Syafi'i mendirikan madzhab tersendiri yang gagasan-gagasannya banyak bertolak-belakang dengan Madzhab Maliki. Ini menunjukkan bahwa berguru tidak selalu berarti menjiplak.
Kedua, ide, gagasan dan pemikiran adalah hasil komunikasi sang tokoh dengan kondisi sosial, keyakinan dan pondasi keilmuan. Artinya, lahirnya sebuah gagasan tak dapat dipisahkan dari semua itu. Dan kita tahu bahwa Filsafat Islam dan Filsafat Yunani memiliki akar sosial budaya, keyakinan dan pondasi keilmuan yang berbeda dalam diri masing-masing Tokoh. Sehingga, menyamakan dua gagasan yang lahir dari sosial-budaya, keyakinan, pondasi keilmuan yang berbeda adalah kecacatan dalam bernalar. Bagaimana tidak, Filsafat dalam Islam merupakan gagasan dari para tokoh Muslim. Sehingga nilai-nilai keislamanya akan selalu tampak dalam cara berfilsafatnya. Dan ciri ini tidak akan pernah ditemukan dalam Filsafat Yunani karena latarbelakang tokohnya berbeda.
EmoticonEmoticon